Senin, 30 Mei 2011

Kondom bertebaran di gedung DPR ! amoralitas bangsa ini

Masih Ada Kondom (bertebaran) di Gedung DPR

SENAYAN, WARTA KOTA-Permesuman di gedung wakil rakyat di Senayan sudah jadi rahasia umum. Hingga Rabu (6/12) atau sepekan setelah terbongkarnya skandal anggota Fraksi Partai Golkar Yahya Zaini dan pedangdut Maria Eva, aroma permesuman masih terasa.
Di saluran pembuangan air dari Gedung Nusantara I, II, III, dan IV Gedung DPR, masih bisa ditemukan kondom bekas terpakai. Pusat pengaturan saluran pembuangan air itu sendiri terletak persis di depan kafetaria di dekat lobi gedung Nusantara I. Sekilas, bangunan penutup saluran pembuangan ini mirip dengan bangunan gardu listrik. Setiap paginya saluran ini dibersihkan. "Hampir setiap hari ada saja kondom yang ditemukan," ujar pengawas saluran.
Petugas ini memastikan kondom itu berasal dari dalam gedung DPR karena saluran dari pipa ini tidak tercampur dengan saluran dari luar gedung. Tapi petugas ini tidak pernah melihat secara langsung kegiatan esek-esek di gedung DPR. "Kalau lihat sendiri belum. Tapi dengar-dengar sudah sering," paparnya.
Berbeda dengan petugas saluran air, petugas pengamanan dalam (pamdal) gedung menegaskan bahwa semua orang sudah tahu adanya esek-esek di kompleks ini. "Dulu ada office boy langsung dipecat lantaran memergoki anggota dewan (DPR) yang sedang berselingkuh," ungkapnya.
Karena itulah kini para pegawai kebersihan yang setiap hari bertugas memasuki ruang kerja anggota DPR pada bungkam seribu basa. "Itu kan masalah pribadi, jadi tidak usah dibicarakan," kata seorang petugas kebersihan.
Petugas ini juga menegaskan bahwa ia belum pernah sekalipun menemukan kondom ketika sedang bersih-bersih. "Anda mungkin salah alamat. Di sini orangnya baik-baik," ujarnya.
Ada empat gedung utama di kompleks rumah wakil rakyat ini, yakni Gedung Nusantara I, II, III, dan IV. Gedung Nusantara I yang memiliki 23 lantai juga digunakan sebagai kantor fraksi-fraksi. Nah, Yahya Zaini yang belakangan dihebohkan berkantor di lantai 12.
Tapi belakangan suasana lantai 12 rada sepi. Pemandangan di sana sangat kontras dengan pemandangan di lantai I yang nyaris ramai setiap hari karena digunakan untuk rapat. Selain gedung utama untuk rapat, ada juga bangunan lain seperti gedung sekretariat jenderal, gedung pelayanan kesehatan, dan kantin.
Sementara itu seorang staf DPR mengatakan bahwa sejumlah anggota DPR yang suka berselingkuh punya selera tinggi. Bagi kelompok ini, harga pasangan tidak jadi soal. Biasanya, kaum perempuan cantik yang menjadi langganan Senayan merupakan anggota sebuah jaringan yang bekerja sangat rapi. "Tapi brokernya atau penyalurnya saya tahu," kata staf pribadi seorang anggota DPR tersebut.
"Bahkan ada yang dipekerjakan sebagai staf pribadi. Nah, kalau bosan, anggota DPR bisa menggantinya kapan saja dia mau," katanya. "Mereka itu berasal dari satu jaringan. Bisa ditukar kapan saja, dibawa ke mana saja, termasuk dalam perjalanan dinas," ujarnya lagi.
Perempuan yang menjadi staf dadakan seperti ini digaji dari kocek pribadi anggota DPR. "Honornya secara bulanan, di luar tips harian, di luar tanggungan biaya rumah kontrakan, dan sebagainya," katanya.
Anggota DPR yang takut-takut memilih mencari pasangan dari luar. Perempuan bebas seperti ini bisa ditemukan di beberapa rusun, dengan tarif termurah Rp 10 juta. Pascareformasi tahun 1998, gedung DPR tak ubahnya pasar kaget. Tak bisa lagi dibedakan antara wartawan yang bertugas mencari berita dan pemasok perempuan yang berkeliaran di sana. Suasana seperti itu pula yang bisa mengelabui masuknya perempuan-perempuan cantik di Senayan. Perempuan seperti itu dikenal sebagai "sekwilda" alias suka memamerkan sekitar wilayah dada. (tos/moe)

diambil dari : Warta Kota

Postingan Terkait